Senin, 09 November 2015

ISD : BAB 7 MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN

1. Masyarakat Perkotaan dan Aspek- Aspek Positif dan Negatif
                                                                                          
A.      Pengertian Masyarakat
Menurut salah satu peneliti mengatakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telaha cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga   mereka  ini  dapat mengorganisasikan dirinya berpikir tentang  dirinya  dalam  satu kesatuan  sosial dengan batas-batas tertentu (R. Linton ).
B.      Masyarakat Pekotaan
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community.Pengertian masyarakat  kota lebih ditekankan  pada sifat-sifat  kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Perhatian  khusus masyarakat kota  tidak  terbatas  pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan  dan peru mahan. tetapi  rnempunyai perhatian lebih luas lagi. Orang-orang kota sudah memandang  penggunaan  kebutuhan   hidup,artinya oleh hanya sekadarnya atau apa adanya. Hal ini disebabkan oleh karena pandangan warga kota sekitarnya.

C.      Perbedaan Desa dan Kota

Ada   beberapa    ciri   yang   dapat   dipergunakan     sebagai    petunjuk    untuk membedakan   antara  desa dan kota. Ciri tersebut antara lain :

   1)      jumlah   dan  kepadatan   penduduk
   2)      lingkungan    hidup
   3)      mata  pencaharian
   4)      corak   kehidupan    sosial
   5)      stratifikasi    sosial
   6)      mobilitas   sosial
   7)      pola  interaksi   sosial
   8)      solidaritas    sosial  dan
   9)      kedudukan    dalam   hierarki   sistem   administrasi    nasional
   10)   mata pencaharian




      2.      Hubungan Desa dan Kota

        Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama  sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya  terdapat hubungan  yang erat, bersifat   ketergantungan,  karena  di antara  mereka   saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur­ mayur, daging dan ikan.Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis­ jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh bangunan dalam proyek­ proyek  perumahan, proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
                                                                                                             
     Sebaliknya, kota menghasilkan  barang-barang  yang juga diperlukan oleh orang desaseperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat-obatan pembasmi hama pertanian, minyak tanah,obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga  yang  melayani  bidang­ bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa tetapi tidak dapat dilakukannya sendiri, misalnya saja tenaga-tenaga di bidang medis atau kesehatan, montir­-montir dll.

     

3.      Aspek Positif dan Negatif

Perkembangan  kota  merupakan  manifestasi  dari pola kehidupan  sosial, ekonomi,  kebudayaan  dan politik.  Kesemuanya  ini akan dicerminkan  dalam komponen-komponen  yang membentukstruktur kota tersebut. lumlah dan kualitas  komponen  suatu kota sangat ditentukan  oleh tingkatperkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan,  terdapat mengandung  5 unsur yang meliputi  :

·         Wisma  : Unsur  ini  merupakan  bagian  ruang  kota  yang  dipergunakan untuktempat berlindung terhadap alam sekelilingnya,  serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan   sosial  dalam  keluarga.  Unsur  wisma ini mengharapkan  :

1)      Dapat  mengembangkan   daerah  peru mahan  penduduk  yang  sesuai pertambahan  kebutuhan  penduduk  untuk masa mendatang;

2)      Memperbaiki  keadaan  lingkungan  perumahan  yang  telah  ada  agar dapat mencapai standar mutu kehidupan yang layak, dan memberikan nilai-nilai  lingkungan  yang aman dan menyenangkan.

·  Karya:     Unsur   ini  merupakan    syarat   yang   utama   bagi   eksistensi    suatu kota,  karena  unsur  ini merupakan  jaminan   bagi  kehidupan   bermasyarakat.Penyediaan lapangan   kerja  bagi  suatu  kota  dapat  dilakukan   dengan   cara menyediakan ruang;   misalnya   bagi  kegiatan   perindustrian,    perdagangan, pelabuhan,    terminal   serta  kegiatan-kegiatan     kerja   lainnya.
·  Marga:      Unsur   ini  merupakan    ruang   perkotaan    yang   berfungsi    untuk menyelenggarakan       hubungan   antara  suatu  tempat  dengan   tempat  lainnya di dalam  kota  (hubungan   internal),   serta  hubungan   an tara  kota  itu dengan kota-kota   atau  daerah   lainnya   (hubungan   eksternal).
· Suka:      Unsur    ini   merupakan     bagian    dari   ruang    perkantoran      untuk memenuhi   kebutuhan   penduduk   akan  fasilitas-fasilitas     hiburan,   rekreasi, pertamanan,     kebudayaan    dan  kesenian.
·  Penyempurnaan:       Unsur   ini  merupakan    bagian   yang  penting   bagi  suatu kota,  tetapi  belum  secara  tepat  tercakup   ke dalam  ke empat  unsur  di atas, termasuk   fasilitas   keagamaan,    pekuburan    kota,  fasilitas   pendidikan    dan kesehatan,   jaringan    utilitas   umum.

Kota secara internal  pada hakikatnya  merupakan  satu organisme,  yakni kesatuan  integral  daritiga  komponen,  meliputi  "Penduduk,  kegiatan  usaha dan wadah" ruang fisiknya. Ketiganya saling berkait, pengaruh-mempengaruhi, oleh karenanya  suatu pengembangan  yang tidak seimbang antaraketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif
Di pihak lain, kota mempunyai juga peran/fungsi esternal, yakni seberapa jauh  fungsi  dan  peran kota  tersebut  dalam  kerangka  wilayah  dan  daerah­ daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baikdalam skala regional maupun nasional.

4.      Masyarakat Pedesaan

A.      Pengertian Desa/ Pedesaan

Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan  sendiri. Masyarakat  pedesaan  ditandai  dengan  pemilikan  ikatan  perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga.  Memiliki ciri – ciri sebagai berikut: 1)      Mempunyai  pergaulan  hidup yang  saling kenai mengenal  antara ribuan jiwa.
2)      Ada pertalian perasaan yang sarna tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3)      Cara berusaha (ekonomi)  adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris  adalah bersifat  sambilan.
4)      di dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih  mendalam  dan  erat  bila  dibandingkan   dengan  masyarakat pedesaan  lainnya   di  luar  batas-batas    wilayahnya.
    5)      Sistem   kehidupan    umumnya    berkelompok     dengan   dasar   kekeluargaan
(Gemeinschaft    at au  paguyuban).  6)      Sebagian     besar    warga    masyarakat      pedesaan     hidup    dari   pertanian. Pekerjaan-             pekerjaan yang  bukan  pertanian   merupakan   pekerjaan   sambilan (part  time)  yang               biasanya   sebagai   pengisi   waktu   luang.
7)      Masyarakat    tersebut   homogen,   seperti  dalam  hal  mata  pencarian,  agama, adat-istiadat dan sebagainya.

B.      Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat  In­donesia lebih dari  80%  tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang bersifat agraris.Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis  yaitu  masyarakat  yang adem ayem,  sehingga  oleh  orang  kota dianggap   sebagai   tempat untuk melepaskan   lelah  dari  segala  kesibukan, keramaian  dan keruwetan  atau kekusutan pikir.



C.      Sistem Nilai Budaya Petani Indonesia
Para ahli disinyalir bahwa di kalangan petani pedesaan ada suatu era berfikir dan mentalitas  yang hidup dan bersifat  religio-magis. Sistem   nilai budaya   petani   Indonesia   antara   lain  sebagai   berikut   :
1)  Para petani di Indonesia terutama di lawan pada dasarnya menganggap bahwa hidupnya     itu  sebagai sesuatu  hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi   itu tidak  berarti  bahwa  ia harus menghindari  hidup yang nyata dan menghindarkan diri dengan bersembunyi di dalam kebatinan atau  dengan bertapa, bahkan   sebaliknya wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian sebaik­ baiknya  dengan   penuh   usaha  atau  ikhtiar.
 2)  Mereka  beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang­ - kadang        untuk  mencapai kedudukannya
3) Mereka  berorientasi pada masa ini (sekarang),  kurang  memperdulikan masa depan, mereka kurang  mampu untuk itu. Bahkan  kadang-kadang ia rindu masa lampau, mengenang kekayaan  masa lampau (menanti) datangnya   kembali   sang  ratu  adil yang  membawa   kekayaan   bagi  mereka).
4)  Mereka  menganggap  alam tidak  menakutkan  bila  ada  bencana  alam  atau bencanalain   itu hanya merupakan sesuatu  yang harus  wajib  diterima kurang  adanya  agar peristiwa -peristiwa    macam  itu tidak  berulang  kembali. Mereka  cukup  saja dengan  menyesuaikan   diri dengan  alam,  kurang  adanya usaha   untuk  menguasainya.
5)      Dan   untuk   menghadapi    alam   mereka   cukup   dengan   hidup   bergotong­ royong,   mereka  sadar  bahwa  dalam  hidup  itu pada  hakikatnya   tergantung kepada   sesamanya.

D.      Unsur – Unsur Desa

Daerah,  dalam  arti tanah-tanah  yang  produktif  dan  yang tidak,  beserta penggunaannya,  termasuk juga  unsur lokasi,  luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis  setempat. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran  dan mata pencaharian  penduduk  desa setempat. Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut  seluk-beluk kehidupan  masyarakat  desa (rural society). Ketiga  unsur desa  ini tidak  lepas  satu sama lain, artinya  tidak  berdiri sendiri,  melainkan  merupakan  satu kesatuan Unsur daerah,  penduduk  dan tata kehidupan  merupakan  suatu kesatuan hidup atau Living unit.

E.       Fungsi Desa

Pertama,  dalam hubungannya  dengan kota, maka desa yang merupakan hinterland atau daerah  dukung berfungsi  sebagai  suatu daerah  pemberian bahan makanan pokok seperti padi, jagung, ketela, di samping bahan makanan lain  seperti kacang,  kedelai,  buah-buahan,  dan  bahan  makanan  lain  yang berasal dari hewan.
Kedua,  desa  ditinjau   dari  sudut  potensi   ekonomi   berfungsi   sebagai lumbung  bahan  mentah  (raw material)  dan tenaga  kerja  (man power)  yang tidak kecilartinya.
 Ketiga, dari segi kegiatan kerja (occupation) desa dapat merupakan desa agraris, desa manufaktur,  desa industri,  desa nelayan,  dan sebagainya.

5.       Urbanisasi dan Urbanisme

Proses  urbansiasi dapat terjadi dengan lambat maupun cepat, hal mana tergantung   daripada  keadaan masyarakat yang  bersangkutan. Proses  tersebut terjadi  dengan  menyangkut   dua  aspek,  yaitu   :

  -perubahannya     masyarakat    desa  menjadi   masyarakat    kota
  -bertambahnya   penduduk  kota yang  disebabkan   oleh mengalirnya   penduduk yang  berasal  dari  desa-desa   (pada  umumnya   disebabkan   karena  penduduk desa  merasa   tertarik   oleh  keadaan   di  kota). Proses urbanisasi   boleh dikatakan terjadi  diseluruh dunia,baik  pada negara-negara  yang  sudah  maju  industrinya   maupun  yang  secara  relatif  belum memiliki  industri. Bahwa  urbanisasi  mempunyai  akibat-akibat  yang  negatif terutama dirasakan   oleh negara yang  agraris   seperti  Indonesia ini. Hal  ini terutama   disebabkan   karena  pada  umumnya   produksi   pertanian   sangat  rendah apabila    dibandingkan     dengan   jumlah    manusia    yang   dipergunakan     dalam produksi   tersebut   dan  boleh   dikatakan    bahwa   faktor   kebanyakan    penduduk dalam  suatu  daerah  over-population  merupakan   gejala  yang  umum  di negara agraris   yang  secara   ekonomis   masih   terbelakang.

6.       Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

    Lingkungan umum dan orientasi terhadap alam 
          Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografinya di daerah desa. Mereka sulit mengontrol kenyataan alam yang dihadapinya, padahal bagi petani realitas alam ini sangat vital dalam menunjang kehidupannya. Tentu akan berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota, yang kehidupannya bebas dari realitas alam, Misalnya dalam bercocok tanah harus pada waktunya, sehingga ada kecenderungan nerima. Padahal mata pencaharian juga menentukan relasi dan reaksi sosial.

  Pekerjaan atau mata pencarian
Pada umumnya atau kebanyakan mata pencarian daerah pedesaan adalah bertani. Tetapi mata pencarian berdagang (bidang ekonomi) pekerjaan sekunder dari pekerjaan yang non pertanian. Sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha (business) atau industri, demikian pula kegiatan mata pencaharian keluarga untuk tujuan hidupnya lebih luas lagi.
      Ukuran komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan. Bergantung kepada tipe usaha taninya, tanah yang cukup luasnya sanggup menampung usaha tani dan usaha ternak sesuai dengan kemampuannya. Oleb sebab itu komunitas pedesaan lebih kecil daripada komunitas perkotaan.

Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan klasifikasi dart kota itu sendiri. Contohnya dalam perubahan-perubahan permukiman, dari penghuni satu keluarga (individual family) menjadi pembangunan multi keluarga dengan flat dan apartemen seperti yang terjadi di kota.
         

Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaandalam ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat. Dan perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Sebagai contoh, dalam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota lebih heterogen. Hal ini Karena daya tarik dari mata pencaharian, pendidikan, komunikasi, dan transportasi, menyebabkan kola menarik orang-orangdari berbagai kelompok etnis untuk berk umpul di kola.

         Difrensiasi sosial
Keadaan heterogen dari penduduk kola berindikasi pentingnya derajat yang tinggididalam diferensiasi sosial. Fasilitas kota, hat-hal yang berguna, pendidikan, rekreasi, agama, bisnis,dan fasilitas perumahan (tempat tinggal), menyebabkan terorganisasi-nya berbagai keperluan, adanya pembagian pekerjaan,dan adanya saling membutuhkan serta sating tergantung. Kenyataan ini bertentangan dengan bagian-bagian kehidupan di masyarakat pedesaan
         Pelapisan sosial
Klas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam perwujudannya seperti piramida sosial, yaitu kelas-kelas yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada di antara kedua tingkat kelas eksterm dari masyarakat.
      
 Mobilitas sosial
  Mobilitas sosial berkaitan dengan perpindahan atau pergerakan suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya mobilitas kerja dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya mobiltias teritorial dari daerah desa ke kota, dari kota ke desa, atau di daerah desa dan kota sendiri.

         Interaksi sosial
Tipe interaksi sosial di desa dan di kota perbedaannya sangat kontras, baik aspek kualitasnya waupun kuantitasnya

      

   Pengawasan sosial
Tekanan sosial oleh masyarakat di pedesaan lebih kuat Karena kontaknya yang bersifat pribadi dan ramah-tamah (informal), dan keadaan masyarakatnya yang homogen.
         Pola kepemimpinan
Aktivitas kerja sama antara sejumlah besar warga masyarakat desa dalam menyelesaikan sesuatu proyek tertentu bagi kepentingan umum, menjadi bersifat dipaksakan seperti padat karya. Sifat gotong-royong tidak memerlukan keahlian khusus. Semua orang dapat mengerjakannya, dan merupakan gejala sosial yang universal. Inilah yang dikatakan jiwa kebudayaan. Jiwa musyawarah nampak dalam masyarakat Indonesia Artinya, keputusan suatu rapat seolah-olah merupakan pendirian suatu badan, di mana pihak mayoritas dan minoritas saling mengurangi pendirian masing-masing, dekat-mendekati, sehingga barns ada kekuatan atau tokoh yang mendorong proses pencocokkan dengan dimensi kekuasaan mulai dari persuasi sampai paksaan
         Standar kehidupan
Berbagai alat yang menyenangkan di rumah, keperluan masyarakat, pendidikan, rekreasi, fasilitas agama, dan fasilitas lain akan membahagiakan kehidupan bila disediakan dan cukup nyata dirasakan oleh penduduk yang jumlahnya padat
         Kesetiakawanan sosial
Kesetiakawanan sosial (social solidarity) atau kepaduan dan kesatuan, pada masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan banyak ditentukan oleh masing-masing faktor yang berbeda. Dasarnya justru ketidaksamaan dan perbendaan pembagian tenaga kerja, saling tergantung, spesialisasi, tidak bersifat pribadi, dan macam-macam perjanjian serta hubungannya lebih bersifat formal. Pada masyarakat pedesaan ada istilah sambat. Dalam bahasa Sunda nyambet artinya minta tolong. Dalam istilah umum.bahasa Indonesia adalah gotong-royong. Aktivitas ini terlihat dalam menyiapkan pesta atau upacara membangun rumah, perkawinan, khitanan, atau kematian. Sifatnya lebih otomatis menjaga nama baik keluarga
         Nilai dan sistem nilai
Nilai dan sistem nilai di desa dengan di kola berbeda, dan dapat diamati dalam kebiasaan, Cara, dan norma yang berlaku. Pada masyarakat pedesaan, misalnya mengenai nilai-nilai keluarga, dalam masalah pola bergaul dan mencari jodoh kepala keluarga masih berperan. Nilai-nilai agama masih dipegang kuat dalam bentuk pendidikan agama (madrasah). Aktivitasnya nampak hidup (fenomenanya). Bentuk-bentuk ritual agama yang berhubungan dengan kehidupan atau proses mencapai dewasanya manusia, selalui diikuti dengan upacara-upacara. Nilai-nilai pendidikan belum merupakan orientasi bernilai penuh bagi penduduk desa, cukup dengan bisa baca-tulis dan pendidikan agama. Dalam hal nilai-nilai ekonomi, terlihat pada pola usaha taninya yang masih bersifat subsistem tradisional, kurang berorientasi pada ekonomi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar