AGAMA DAN MASYARAKAT
Membicarakan peranan agama dalam kehidupan sosial menyangkut
dua hal yang sudah tentu hubungannya erat, memiliki aspek-aspek yang terpelihara.
Yaitu pengaruh dari cita-cita agama dan etika
kehidupan individu dari kelas sosial dan grup sosial, perseorangan dan kolektivitas,dan
mencakup kebiasaan dan Cara semua unsur asing
agama diwarnainya. Yang lainnya juga menyangkut organisasi dan fungsi dari lembaga
agama sehingga agama dan masyarakat itu berwujud kolektivitas ekspresi nilai-nilai
kemanusiaan. Peraturan agama dalam masyarakat penuh dengan hidup,
menekankan pada hal-hal yang normatif atau menunjuk kepada hal-hal yang sebaiknya
dan seharusnya dilakukan. Karena latar belakang sosial yang berbeda dari masyarakat
agama, maka masyarakat akan memiliki sikap dan nilai yang berbeda pula. Kebutuhan
dan pandangan kelompok terhadap prinsip keagamaan berbeda-beda, kadang Kala kepentingannya
dapat tercermin atau tidak sama sekali.
FUNGSI AGAMA
Fungsi agama terhadap pemeliharaan masyarakat ialah
memenuhi sebagian kebutuhan masyarakat. Contohnya adalaha sistem kredit dalam
masalah ekonomi, di mana sirkulasi sumber kebudayaan suatu sistem ekonomi
bergantung pada kepercayaan yang terjalin antar manusia, bahwa mereka akan
memenuhi kewajiban bersama dengan jenji sosial mereka untuk membayar. Dalam hal
ini, agama membantu mendorong terciptanya persetujuan dan kewajiban sosial dan
memberikan kekuatan memaksa, memperkuat, atau mempengaruhi adat-istiadat.
Fungsi agama dalam pengukuhan nilai-nilai bersumber
pada kerangka acuan yang bersifat sakral, maka norma pun dikukuhkan dengan
sanksi sakral. Sanski sakral itu mempunyai kekuatan memaksa istimewa karena
ganjaran dan hukumannya bersifat duniawi, supramanusiawi, dan ukhrowi.
Fungsi agama di sosial adalah fungsi penentu, di
mana agama menciptakan suatu ikatan bersama baik antara anggota-anggota
beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang mempersatukan
mereka.
Fungsi agama sebagai sosialisasi individu adalah,
saat individu tumbuh dewasa, maka dia akan membutuhkan suatu sistem nilai
sebagai tuntunan umum untuk mengarahkan aktifitasnya dalam masyarakat. Agama
juga berfungsi sebagai tujuan akhir pengembangan kepribadiannya. Orang tua
tidak akan mengabaikan upaya “moralisasi” anak-anaknya, seperti pendidikan
agama mengajarkan bahwa hidup adalah untuk memperoleh keselamatan sebagai
tujuan utamanya.
Masyarakat-masyarakat industri sekular
Masyarakat industri bercirikan dinamika dan semakin berpengaruh
terhadap semua aspek kehidupan, sebagian besar penyesuaian-penyesuaian terhadap
alam fisik, tetapi yang penting adalah penyesuaian-penyesuaian terhadap alam fisik,
tetapi yang penting adalah penyesuaian-penyesuaian dalam hubungan-hubungan kemanusiaan
sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempun yai konsekuensi penting bagi agama. Salah satu akibatnya adalah anggota masyarakat
semakin terbiasa menggunakan metode empiris berdasarkan penalaran dan efisiensi
dalam menanggapi masalah kemanusiaan, sehingga lingkungan yang bersifat sekular
semakin meluas, sering Kali dengan pengorbanan lingkungan yang sakral. Watak masyarakat
sekular, menurut Roland Robertson (1984), tidak terlalu memberikan tanggapan langsung
terhadap agama.
Pelembagaan Agama
Agama begitu universal, permanen dan mengatur dalam
kehidupan sehingga bila tidak memahami agama, akan sukar memahami masyarakat.
Lembaga agama adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta
fungsi dan struktur agama.
Dimensi ini mengidentifikasi pengaruh-pengaruh
kepercayaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan keagamaan di dalam kehidupan
sehari-hari. Terkandung makna ajara “kerja” dalam pengertian teologis.
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan
tida tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh (Elizabeth K.
Nottingham, 1945).
A. Masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai
sakral.
Masyarakat tipe ini kecil, terisolasi, dan
terbelakang. Anggota masyarakat menganut agama yang sama. Oleh karenanya
keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah salam.
Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang lain. Sifat-sifatnya:
1. Agama memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam
sistem nilai masyarakat secara mutlak.
2. Dalam keadaan lembaga lain selain keluarga
relatif belum berkembang, agama jelas menjadi fokus utama bagi pengintegrasian
dan persatuan dari masyarakat secara keseluruhan. Dalam hal ini nilai-nilai
agama sering meningkatkan konservatisme dan menghalangi perubahan.
B. Masyarakat Praindustri yang sedang Berkembang
Keadaan masyarakatnya tidak terisolasi, ada
perkembangan teknologi yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama
memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tiap masyarakat ini,
tetapi pada saat yang sama lingkungan yang sakral dan yang sekular itu sedikit
banyaknya masih dapat dibedakan. Dilain pihak, agama tidak memberikan dukungan
sempurna terhadap aktivitas sehari-hari, agama hanya memberikan dukungan
terhadap adat istiadat, dan terkadang merupakan suatu sistem tingkah laku
tandingan terhadap sistem yang telah disahkan. Nilai-nilai keagamaan dalam
masyarakat menempatkan fokus utamanya pada pengintegrasian kaitan agama dengan
masyarkat.
Organisasi keagamaan yang tumbuh secara khusus semula
dari pengalaman agama tokoh kharismatik pendiri organisasi, kemudian menjadi
organisasi keagamaan yang terlembaga. Muhamadiyah, sebuah organisasi sosial
Islam yang penting, dipelopori oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan yang menyebarkan
pemikiran Muhammad Abduh dari Tafsir Al-Manar.
Dari contoh sosial, lembaga keagamaan berkembang
sebagi pola ibadah, pola ide-ide, kententuan (keyakinan), dan tampil sebagai
bentuk asosiasi atau organisasi. Pelembagaan agama puncaknya terjadi pada
tingkat intelektual, tingkat pemujaan (ibadat) dan tingkat organisasi.
Tampilnya organisasi agalam adalah akibat adanya
“Perubahan batin” atau kedalaman beragama, mengimbangai perkembangan masyarakat
dalam hal alokasi fungsi, fasilitas, produksi, pendidikan dsb. Agama menuju ke
pengkhususan fungsional. Pengaitan agama tersebut mengambil bentuk dalam
berbagai corak organisasi keagamaan.